Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2021

Factfulness oleh Hans Rosling - Sebuah Ungkapan

Setelah diriku membaca buku Factfulness, ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh kita sebagai kaum abad 21. Khususnya, kita-kita yang masih dangkal dalam menanggapi dunia dan sosial semesta. Sepuluh perihal yang disampaikan. Tetapi, aku hanya mengambil sari-sari dari kesepuluhnya. Naluri kita seringkali melakukan kesalahan. Kita merasa bahwa sebagai manusia memiliki naluri yang paling manusiawi. Padahal semua naluri itu tidak pernah ada menjadi paling absolut di antara semua makhluk. Sebagai contoh, ketika kita menyikapi seorang pemulung yang dihabisi oleh beruang, kita sangat merasa iba -saya pribadi akan kasihan- seakan beruang adalah menjadi pelaku yang harus dihukum dan pemulung orang yang harus kita kasihani sejadi-jadinya. Tetapi, ketika kita dihadapkan juga kasus anak-anak hutan yang terlantar dan mati kelaparan kita menjadi sosok yang paling sok sibuk dan acuh untuk menyikapinya -mungkin hanya melihat dan iba dan selesai-. Ada kesenjangan dibalik naluri kita sebagai manusia.

Kirim E-mail

Semenjak diri ini menjadi merasa tidak penting dan berharga, banyak hubungan aku yang putus agar tidak menekanku ke jurang kerusakan mental. Diriku yang dulu masih tertanam di umur kepala dua. Mungkin saja ini adalah sebuah kejutan dari Tuhan atau cobaan-Nya. Atau mungkin ini adalah jalan yang harus kutempuh untuk mencapai takdir kedepan. Media sosial kumatikan. Aku mencoba untuk menutup gerbang-gerbang akses komunikasi. Terlebih beberapa orang yang aku coret dari hubungan komunikasi via WhatsApp. Kalau itu terjadi kepada pembaca, kirim ke e-mailku.  Siapa yang akan menghubungimu, Kun? Tidak ada! Terima kasih Ardani Riaziz E-mail : ardanisulung21@gmail.com

Tiga Desember Lagi

Lagi-lagi Tiga Desember Aku bingung harus apa Padahal, Nanda bukan milikku Itu kan masa lalu Benar, bukan? Apalagi tidak pernah ada ikatan Ardani yang licik Mengapa aku bingung, ya? Harusnya biasa saja, kan? Bodoh, Ardani! Diam saja kamu! Sudahlah! Kurayakan dengan menulis saja Maaf dengan janji-janjiku Oh iya, aku kan tidak harus meminta maaf Diam saja enak