Langsung ke konten utama

Review Buku Gen Karya Siddharta Mukherjee – Perjalanan Menuju Pusat Kehidupan


 Judul                           : Gen – Perjalanan Menuju Pusat Kehidupan (The Gene)

Penulis                         : Siddharta Mukherjee

Tahun terbit                : 2016

Jumlah halaman          : 696 halaman

Penerbit                       : Kepustakaan Populer Gramedia


Buku yang cocok dan pantas menjadi buku pedoman bagi pecinta genetika maupun pecinta sejarah ilmu pengetahuan. Mukherjee mengajak kita untuk menelusuri perjalanan genetika yang dimulai oleh Gregor Johann Mendel hingga menjadi disiplin ilmu yang sangat menarik untuk dikaji. Di awal bukunya, Mukherjee menyampaikan manifestasi genetika lewat keluarganya yang menimpa suatu penyakit yang diduga adalah penyakit genetik. Lewat keluarganya, beranjak masuk ke dalam eksistensi genetika mulai dari historis hingga genetika terapan.

Genetika yang disampaikan tidak melulu tentang genetika. Eksistensi DNA, RNA, protein, asam amino, enzim, hingga teknik rekayasa genetika juga disampaikan dalam buku Gen-nya. Tokoh – tokoh yang terlibat dalam perkembangan genetika juga perlu kita beri apresiasi mulai dari Mendel, Avery, Dobzhansky, Erwin Chargaff, Jacques Monod, Rosalind Granklin, Wilkins, Arthur Kornberg, Boyer & Swanson (pendiri perusahaan Gen-En-Tech), Mc Kusik, dan penemu teknologi rekayasa mutakhir CRIPSR/Cas9 yakni Jennifer Doudna dan Emmanuelle Charpentier. Mukherjee sangat menyampaikan banyak hal terkait peristiwa-peristiwa penting yang membuat genetika jatuh bangun terhadap kepercayaan masyarakat bahkan mengakibatkan persaingan pemahaman tiada henti. Dengan genetika ala Mukherjee, kita akan tahu bagaimana peran genetika dalam mencari teka-teki kehidupan yang kita kira adalah hal-hal gaib dan mustahil untuk kita ketahui.

Gambar. Aliran melingkar informasi biologis (segelintir orang menyebut “central dogma”. Tetapi, penyebutan itu mungkin perlu perubahan mengingat central dogma mengalami penajaman, modifikasi, dan perumusan ulang besar-besaran). Gambar hasil remake dari buku Gen karya Siddharta Mukherjee.

Di akhir bagian buku, Mukherjee mencoba menjelaskan teknologi rekayasa genetika yang telah berkembang dan diterapkan di abad 21. Hal – hal yang mustahil di abad-abad sebelumnya menjadi keniscayaan berkat peranan penting ahli genetika saat ini. Kemajuan teknologi juga tak lepas dari perjuangan orang-orang masa lampau dan pengumpulan database genetika yang memberi ruang pada masa depan untuk percaya bahwa kehidupan ke depannya akan menjadi lebih bermakna. Dan terakhir, sepantas-pantasnya pelajaran umat manusia adalah manusia.

Selamat membaca!


*Beberapa catatan saya tulis dalam buku pribadi saya. Saya mencatat dengan gaya keywords supaya pembaca menemukan referensi dan membaca lebih detail. Saya bagikan dalam bentuk gambar.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan sepelehkan Sedekah

"Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkainya ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui" QS Al-Baqarah : 261 Dari ayat ini dijelaskan bahwa sedekah dijalan Allah meskipun 1 barang saja akan dilipatgandakan Allah sesuai yang dia kehendaki. Tetapi, banyak orang yang tidak melakukannya karena mereka merasa harta mereka berkurang. Lantas , bagaimana cara meyakinkannya? Berarti, orang yang takut akan hal itu tidak pernah berlatih yang namanya sedekah. seharusnya sejak dini, harus dilatih terus menerus agar saat dewasa tidak takut akan hal namanya sedekah. Dalam surat Al-Baqarah ayat 276 "Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa" Dalam ayat ini menjelaskan bahwa jika kita bersedekah, Allah akan men...

Sang Pembeda

Terlalu bosan mengatakan jika manusia adalah makhluk sosial, makhluk berakal, atau apalah arti manusia itu. Sering berdengung hingga merasuk otak kita bahwa sosok perubah dalam kehidupan ada di tangan manusia. Bisa disetujui, tetapi cukup aneh jika itu hanya sebatas karangan untuk membuat kedudukan individu sedikit “terlihat” bermartabat. Jelasnya, terlalu banyak omong kosong. Entah kapan pada saat nenek moyang kita membuat doktrinisasi sebagai cara agar membuat keturunannya menjadi sama seperti dia. Alih-alih jika menjadi lebih sempurna daripada dia, pola pikir yang terproyeksi hanya berbeda beberapa jarak pandang hingga terakumulasi. Apapun itu, hal tersebut membuat perbedaan antara manusia dengan makhluk-makhluk lainnya. Punya akal budi.             Tanpa memandang remeh, penulis tidak bermaksud merendahkan ras nenek moyang. Kendatipun demikian beliau adalah nenek moyang penulis juga. Hargai mereka, maka kita akan tahu bet...

Tulisan Cinta untuk Indah-ku

Izinkan aku tuk menulis ini. Teruntuk kekasihku yang akan menemani hingga akhir. Permata cinta kasihku yang cantik nan mempesona. Indah Nurul Qamariyah. Apakah ada kata yang lebih mempesona selain “Aku mencintaimu”? Mencintaimu seakan menjadi bagian hidupku yang selalu mengiringiku seperti malam bersama hawa dingin. Mencintaimu seakan menjadi pundi-pundi kebahagiaan yang selalu kuinginkan bersama suka duka kehidupan. Dan, mencintaimu akan menjadi jalanku untuk membangun surga bersamamu. Keterbatasanku akan selalu ada. Tetapi, itu tak membuatku berhenti memperbaiki diriku. Aku hanya manusia biasa dengan segala kekurangan. Manusia yang pasti melakukan kesalahan besar maupun sepele. Tapi, suatu saat engkau pasti tahu bahwa kesalahan-kesalahan ini yang akan menjadikan cinta ini menjadi dewasa dan mengantarkan kita pada jalan perjuangan manis yang sempat kita harapkan malam itu. Keyakinanku adalah dengan keterbatasan inilah yang membuat cintaku kepadamu abadi nan manusiawi sebagaimana...