Langsung ke konten utama

Review Buku Thinking, Fast and Slow - Karya Daniel Kahneman

 


Judul buku                 : Thinking, Fast and Slow

Penulis                       : Daniel Kahneman

Tahun                         : 2011

Jumlah halaman        : 624 halaman

Penerbit                     : Gramedia Pustaka Utama

Genre                        : Psikologi

 

Daniel Kahneman mencoba membagikan salah satu disiplin ilmu psikologi dengan gaya bahasa menarik nan eksklusif. Sederhana tapi menyeluruh. Dengan kualitasnya, Daniel Kahneman membuktikan cara berpikir manusia yang selama ini kita mengiranya adalah kemampuan khusus yang dimiliki beberapa orang padahal itu bisa jadi kelemahan yang tak patut dipertahankan. Kemampuan itu adalah berpikir cepat. Lalu, bagaimanakah perspektif berpikir yang baik untuk kita di mata Daniel Kahneman?

Kahneman membagi menjadi lima bagian pembahasan. Pembahasan itu yakni : dua sistem, heuristik dan bias, keyakinan berlebihan, pilihan, dan dua diri. Pada pembahasan dua sistem, terdapat dua sistem cara bekerja dalam akal budi kita, yakni sistem 1 dan sistem 2. Sistem 1 merupakan berpikir dengan cara beroperasi secara otomatis dan cepat, dengan sedikit atau tanpa usaha, dan tanpa ada perasaan sengaja dikendalikan. Sedangkan sistem 2 memberikan perhatian kepada aktivitas mental yang membutuhkan usaha, termasuk perhitungan rumit dan sering dikaitkan dengan pengalaman subjektif menjadi pelaku, memilih, dan berkonsentrasi. Sistem 1 menciptakan kesan berpikir yang cepat ketika melihat atau mengerjakan sesuatu yang sudah menjadi lumrah. Seperti contoh, mendeteksi bahwa suatu benda berjarak lebih jauh ke kita dari pada benda lain atau menjawab soal 2 + 2. Tetapi, sistem 1 mempunyai kelemahan dan bias, yakni tidak bisa menyelesaikan kerumitan yang tercipta atau mudahnya terjebak dalam ilusi. Sistem 2 relatif bekerja secara lambat dengan gaya klasik kefokusan untuk lebih teliti dan analitis. Contohnya, menghitung jumlah huruf a dalam satu buku atau fokus pada satu orang dalam ruangan yang penuh orang dan berisik. Kedua sistem ini sangat efisien dalam meminimalkan jumlah usaha dan mengoptimalkan kerja. Tetapi, sistem 1 dalam manusia lebih dominan dan tidak dapat dihentikan. Maka dari itu, sistem 2 memiliki tugas yaitu mengatasi impuls sistem 1. Dengan kata lain, sistem 2 bertanggung jawab atas kendali diri.

Gambar. Ilusi Müller-Lyer. Dari kedua gambar, manakah garis horizontal yang lebih panjang? Pasti secara spontan, kita menganggap gambar atas memiliki garis horizontal lebih panjang. Itulah kerja sistem 1. Setelah Anda menganalisis kembali lebih cermat, Anda baru sadar bahwa garis tersebut sama panjang. Sistem 2 bekerja.

Kahneman juga membagikan tentang kaidah what you see is all there is (WYSIATI). Apa yang Anda lihat, itulah yang ada. Sistem 1 cenderung mencari koherensi ketika kita melihat sesuatu, sedangkan sistem 2 cenderung malas dan lebih menyetujui kepercayaan intuitif yang dihasilkan sistem 1. WYSIATI menjelaskan mengapa kita bisa berpikir cepat dan bagaimana kita bisa mengerti informasi tak lengkap dalam dunia yang rumit. Inilah yang akan menciptakan bias pertimbangan dan pilihan. Bias-bias itu dapat terjadi dalam bentuk perilaku, yakni : terlalu percaya diri, tercipta efek pembingkaian, dan pengabaian nilai dasar.

Pada bagian kedua, Kahneman menjelaskan tentang heuristik dan bias. Kahneman menjabarkan studi heuristik pertimbangan dan bagaimana cara berpikir kita yang sering keliru serta terjebak dalam bias yang tidak kita sadari. Berbagai heuristik yang tercipta dalam akal budi kita sangat memungkinkan (bahkan pasti) terpeleset dalam bias. Bias - bias tersebut yakni bias jumlah kecil, efek jangkar, bias ketersediaan, bias afeksi, bias kepakaran, bias keterwakilan, dan bias kausalitas. Heuristik ini berhubungan dengan psikologi bahwa cara berpikir kita memiliki kecenderungan untuk mendekati regresi rata-rata dan nilai-nilai dasar yang bersifat intuitif. Seperti contoh, kita cenderung percaya pada perusahaan yang memiliki konsep luar biasa sehingga percaya bahwa perusahaan tersebut akan menjadi perusahaan yang sukses sepuluh tahun mendatang. Tetapi, dalam hal ini perlu kita pertimbangkan kembali dan berhati-hati terhadap kekurangan yang sukar tampak.

Bagian ketiga lebih berfokus kepada keterbatasan kita dalam meyakini sesuatu: terlalu yakin dengan apa yang kita ketahui dan ketidakmampuan untuk menyadari ketidaktahuan akan sesuatu. Kecenderungan ini melahirkan banyak bias dengan sebab-sebab yang beragam. Mulai dari ilusi pemahaman hingga sesat pikir perencanaan yang menggambarkan bahwa kita masih perlu banyak koreksi dan banyak belajar. Apakah dengan memahami satu sub bab ekonomi kita merasa paling paham ekonomi? Atau mungkin seorang pakar saham mengetahui saham mana yang akan naik pesat dan membuat kaya raya? Kecenderungan kita membangun dan memercayai narasi masa lalu yang koheren membuat kita sukar menerima keterbatasan kemampuan kita untuk memprakirakan. Dunia ini sangat sukar. Garis yang memisahkan masa depan dan saat ini sangat sulit digambarkan ujungnya.

Gambar. Narasi teka - teki untk membuktikan ketidakcocokan heuristik dengan logika. Menurut Anda, manakah yang cocok untuk Linda?

Disiplin ilmu ekonomi mengenai pengambilan keputusan dan rasionalitas ekonomi disajikan dalam bagian keempat. Pandangan dan teori ekonomi yang tersaji diselaraskan dengan kedua sistem akal budi apakah sangat koheren dan relevan dalam praktiknya. Kita lebih sering menyebutnya dengan “perjudian”. Dalam ekonomi, pola yang muncul dalam bernegosiasi melibatkan banyak peluang – peluang yang kita harapkan untuk mendapat keuntungan. Tetapi, kecenderungan kita dalam peluang juga masih labil. Ketika Anda diberi pilihan: pasti dapat $900 atau peluang 90% mendapat $1000, barangkali ada kecenderungan kita untuk menghindari risiko dengan memilih kepastian di pilihan pertama. Tetapi, ketika diberi pilihan: pasti hilang $900 atau peluang 90% kehilangan 1000$, kita pasti akan memilih untuk berjudi. Ini masih sederhana! Barangkali ada yang rumit, pasti kita akan kewalahan dengan kedua sistem pikiran kita. Intinya, kita lebih menyukai untung dan membenci rugi.

Bagian kelima mengeksploitasi dari perwujudan dua diri, yakni diri mengalami dan diri mengingat. Salah satu manifestasi dalam kehidupan adalah ketika salah satu seseorang mengingat pengalaman masa lalu, secara alami ia memaparkan rasa sakit yang lebih besar. Pembedaan antara dua diri diterapkan pada pengukuran kesejahteraan. Yakni kita mendapati bahwa yang membuat diri kita mengalami bahagia tidak sama dengan yang memuaskan diri mengingat. Hal ini juga dikaitkan dengan utilitas. Seberapa lama kebahagiaan kita ketika baru membeli mobil atau rumah? Seberapa lama rasa sakit ketika melakukan operasi? Diri mengingat adalah ciptaan sistem 2. Tetapi, ingat kembali bahwa sistem 1 adalah sistem yang lebih dominan dan cenderung lebih awal dari pada sistem 2. Sistem 1 mengajak untuk mengabaikan durasi dan aturan puncak-akhir sehingga diri mengalami menggiring kita pada bias. Akibatnya, kita akan tenggelam dalam kenyataan saat ini dan menyimpulkan bahwa kehidupan seterusnya buruk atau sebaliknya.

Apa yang harus kita lakukan? Terkadang, kita terjebak dalam bias meskipun sadar setelah kejadian tersebut. Barangkali kita hanya perlu berhati-hati dan lebih bersahaja bahwa kita hanyalah manusia yang masih perlu belajar khususnya dalam memberikan pertimbangan kritis. Terakhir, sistem 1 dan 2 bersemayam dalam diri kita. Gunakan sebaik-baiknya dan tempatkan pada kondisi yang sesuai. Dan, jalani sesuai alirannya.

Selamat membaca!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tulisan Cinta untuk Indah-ku

Izinkan aku tuk menulis ini. Teruntuk kekasihku yang akan menemani hingga akhir. Permata cinta kasihku yang cantik nan mempesona. Indah Nurul Qamariyah. Apakah ada kata yang lebih mempesona selain “Aku mencintaimu”? Mencintaimu seakan menjadi bagian hidupku yang selalu mengiringiku seperti malam bersama hawa dingin. Mencintaimu seakan menjadi pundi-pundi kebahagiaan yang selalu kuinginkan bersama suka duka kehidupan. Dan, mencintaimu akan menjadi jalanku untuk membangun surga bersamamu. Keterbatasanku akan selalu ada. Tetapi, itu tak membuatku berhenti memperbaiki diriku. Aku hanya manusia biasa dengan segala kekurangan. Manusia yang pasti melakukan kesalahan besar maupun sepele. Tapi, suatu saat engkau pasti tahu bahwa kesalahan-kesalahan ini yang akan menjadikan cinta ini menjadi dewasa dan mengantarkan kita pada jalan perjuangan manis yang sempat kita harapkan malam itu. Keyakinanku adalah dengan keterbatasan inilah yang membuat cintaku kepadamu abadi nan manusiawi sebagaimana

Review Buku David and Goliath - Karya Malcolm Gladwell

Judul Buku                : David and Goliath – Ketika si lemah menang melawan raksasa Penulis                       : Malcolm Gladwell Tahun                         : 2013 Jumlah Halaman      : 301 Halaman Genre                          : Self-Improvement Cerita klasik tentang Daud – dalam bahasa inggris David – dan Goliath menjadi pelajaran inti yang dibawakan Gladwell dalam bukunya. Menggambarkan kembali seorang pemuda yang biasa saja dapat mengalahkan seorang raksasa besar nan ditakuti seantero pasukannya. Dari cerita Daud dan Goliath, kita berasumsi bahwa kemenangan tidak berdasarkan kekuatan atau yang baik akan mengalahkan yang jahat. Tidak seperti itu! Nyatanya, pertarungan itu adalah pertarungan dengan cerdiknya strategi. Buku ini tidak menjelaskan tentang kekuatan yang dahsyat tidak menjadi jaminan. Tetapi, bagaimana memanifestasikan kelemahan dan kekuatan yang bersemayam dalam diri kita menjadi keunggulan pada waktu dan kondisi yang tepat. David dan Goliath mengilha

Tak Layak Dicintai

Seperti cerita biasanya Seorang lelaki sepertiku Yang tak layak mendapatkan cinta Yang tak layak dicintai Yang tak layak bahagia dengan cinta Cinta dan benci Dan benci adalah sahabatku Sejak dulu dan hingga kini Barangkali menjadi kekasih masa depan Benci adalah kisah kasihku Benci lebih mengenalku Dan cinta sejak dulu menjauhiku Aku yang lahir dengan kebencian Dan bersemayam bersama kebencian Dan berakhir bersama kebencian Aku adalah kebencian Dan cinta baiknya jauh dariku Hingga Tuhan tahu Aku terlahir untuk dibenci