Judul :
Noise: Cacat dalam Pertimbangan Manusia
Jumlah Halaman :
490 Halaman
Tahun Terbit :
2021
Genre :
Social Science
Noise mencoba mengungkapkan kegaduhan dalam kehidupan
yang tampaknya tidak kita sadari sepanjang hidup. Beberapa situasi gaduh
tersebut sering kali muncul ketika rancangan-rancangan matang yang telah kita
susun sejak lama tiba-tiba jatuh dari langit. Bahkan, bisa saja kegaduhan itu
muncul sejak kognisi kita sedang berjalan. Kegaduhan itu muncul tanpa kita
kehendaki dan inginnya kita singkirkan.
Penulis
memberikan contoh di kalangan hakim yang memberikan hukuman berbeda pada
kasus-kasus kejahatan yang sama. Ketika beberapa hakim diberikan sepuluh kasus
kejahatan dengan kategori yang sama, di luar dugaan ternyata hakim pun
memberikan keputusan yang berbeda-beda. Di sinilah kegaduhan sistem yang perlu
diperbaiki dalam dunia “keadilan”.
Barangkali
contoh asuransi bisa menjabarkan berbahayanya kegaduhan. Kita sebut itu audit
kegaduhan. Ternyata, beberapa underwriter yang bekerja dalam menentukan
premi seorang klien sangat berbeda dalam menentukan keputusan. Entah atas dasar
apa -kemungkinan besar pengalaman- ketika beberapa underwriter diberikan
kasus penentuan premi seorang klien ternyata perbedaan yang muncul berkisar
50%. Hal ini sungguh berbahaya karena bisa merugikan perusahaan asuransi.
Ketika seorang eksekutif asuransi mengetahui hal ini, tampaknya ia harus
memperbaiki sistem agar kegaduhan tidak menguasai intuisi underwriter-nya.
Di manakah sumber kegaduhan itu berasal? Setiap pertimbangan pasti ada kegaduhan. Setiap profesi atau kegiatan yang memerlukan pertimbangan seperti dokter, forensik, hakim, maupun politik berusaha melawan kegaduhan – kegaduhan yang bersumber dari segala arah. Komponen – komponen meliputi kegaduhan sementara, kegaduhan pola stabil, kegaduhan tingkat, kegaduhan sistem, hingga bias. Dari semua itu kegaduhan dapat diaudit dalam mean squared error (MSE).
Gambar. Kesalahan, bias, dan komponen-komponen kegaduhan. Kegaduhan yang tercantum berdasarkan perhitungan kuadrat pytaghoras yang dapat ditotal dalam mean squared error. |
Banyak instansi
ingin mengurangi kegaduhan. Tetapi, tidak semurah yang dibayangkan. Kahneman
dan koleganya menjabarkan seberapa cermat dan telitinya pengurangan kegaduhan
tersebut dengan protokol yang penuh hati – hati. Pengurangan kegaduhan
memerlukan dua tindakan inti, yakni seleksi dan agregasi. Seleksi adalah
langkah untuk menentukan seseorang yang memiliki pikiran aktif terbuka di mana
mampu berpikir menggunakan pikiran dari luar dan dominan benar dalam prediksi.
Sedangkan agregasi adalah tindakan diskusi untuk menentukan regresi rata – rata
suatu pertimbangan yang telah dihimpun. Terlihat sederhana, tetapi banyak
instansi ataupun atasan yang acuh dengan hal ini. Beberapa beranggapan bahwa
kegaduhan adalah hal yang lumrah mengingat tiap profesi memiliki diskresi
masing – masing. Dan, beberapa tidak mengakui adanya kegaduhan dalam
instansinya. Kegaduhan menurut mereka adalah hal yang memalukan.
Pemecahan masalah kegaduhan juga menginisiasi algoritma untuk unjuk gigi. Beberapa algoritma ketika digunakan dalam pertimbangan masalah juga tidak seburuk yang kita kira. Alih – alih seorang pakar memberikan keputusan dengan intuisi, algoritma menyajikan hasil yang lebih baik dari pada intuisi seorang pakar. kegaduhan pakar masih menjadi pertimbangan apakah mereka mengetahui hal tersebut atau standar yang masih tidak jelas. Sedangkan algoritma dengan statistik mencari nilai analisis yang sesuai dari waktu ke waktu. Terkadang, seorang pakar memberikan keputusan yang berbeda ketika hari Senin dan Sabtu. Atau mungkin ketika ia setelah liburan dan setelah cerai.
Psikologi
pertimbangan dan kegaduhan ala Kahneman beserta koleganya juga mengangkat topik
masalah terkait sistem rekrutmen kerja. Banyak kegaduhan yang tercipta ketika
seorang pewawancara menyeleksi pelamar kerja. Barangkali itu adalah sebuah
ketidaksengajaan, beberapa pewawancara terjebak dalam nestapa kegaduhan ketika
awal wawancara telah dimulai. Paling parah adalah sebelum wawancara. Bagaimana
dibayangkan jika pewawancara melihat ketertarikan pada saat pelamar kerja masuk
ruangan dengan pakaian yang rapi atau buruk? Atau bagaimana ketika awal
wawancara diawali mengobrol santai? Pewawancara terjebak dalam kegaduhan dan
bias sehingga mendapatkan karyawan yang tidak sesuai dengan kemampuan.
Kemampuan seseorang tidak melulu sebanding dengan penampilan fisik. Atau yang
paling brutal dan mungkin saja terjadi adalah mengaitkan ras dan agama. Apakah
sesuai dengan tujuan utama perusahaan?
Kahneman dan
koleganya juga membagikan dalam bagian akhir bukunya bagaimana cara mengurangi
kegaduhan. Ada enam prinsip cara – mungkin bisa dipertimbangkan – untuk
menangani kegaduhan yang tak diinginkan. Di antaranya adalah : mengingat bahwa
tujuan pertimbangan adalah akurasi dan bukan ekspresi individu, berpikir
statistik dan menggunakan pandangan dari luar, membuat struktur keputusan
dengan membaginya menjadi beberapa tugas terpisah, menolak intuisi prematur, mendapatkan
pertimbangan independen dari beberapa pembuat pertimbangan yang kemudian
diagregasikan, dan mendukung pertimbangan relatif serta skala relatif. Keenam
ini adalah sebuah higiene keputusan yang disusun untuk mengingatkan kita akan
pertimbangan – pertimbangan yang akan kita buat, baik keputusan tunggal maupun
majemuk.
Beberapa
kegaduhan mungkin tidak dapat dielakkan mengingat dunia yang sukar dikenali dan
sangat dinamis. Barangkali akan muncul efek samping yang lebih besar di
kemudian hari. Tetapi, setidaknya pengurangan kegaduhan itu bisa membuat dunia
semakin indah, minim perpecahan, keadilan bertambah, dan banyak kesalahan yang
dicegah. Semoga Anda adalah orang yang bisa memanfaatkan buku ini semaksimal
mungkin.
Selamat
membaca!
Komentar
Posting Komentar