Langsung ke konten utama

Review Buku Noise - Karya Daniel Kahneman, Olivier Sibony, dan Cass R. Sunstein

 


Judul                            : Noise: Cacat dalam Pertimbangan Manusia

Jumlah Halaman        : 490 Halaman

Tahun Terbit                : 2021

Genre                           : Social Science

 

Noise mencoba mengungkapkan kegaduhan dalam kehidupan yang tampaknya tidak kita sadari sepanjang hidup. Beberapa situasi gaduh tersebut sering kali muncul ketika rancangan-rancangan matang yang telah kita susun sejak lama tiba-tiba jatuh dari langit. Bahkan, bisa saja kegaduhan itu muncul sejak kognisi kita sedang berjalan. Kegaduhan itu muncul tanpa kita kehendaki dan inginnya kita singkirkan.

Penulis memberikan contoh di kalangan hakim yang memberikan hukuman berbeda pada kasus-kasus kejahatan yang sama. Ketika beberapa hakim diberikan sepuluh kasus kejahatan dengan kategori yang sama, di luar dugaan ternyata hakim pun memberikan keputusan yang berbeda-beda. Di sinilah kegaduhan sistem yang perlu diperbaiki dalam dunia “keadilan”.

Barangkali contoh asuransi bisa menjabarkan berbahayanya kegaduhan. Kita sebut itu audit kegaduhan. Ternyata, beberapa underwriter yang bekerja dalam menentukan premi seorang klien sangat berbeda dalam menentukan keputusan. Entah atas dasar apa -kemungkinan besar pengalaman- ketika beberapa underwriter diberikan kasus penentuan premi seorang klien ternyata perbedaan yang muncul berkisar 50%. Hal ini sungguh berbahaya karena bisa merugikan perusahaan asuransi. Ketika seorang eksekutif asuransi mengetahui hal ini, tampaknya ia harus memperbaiki sistem agar kegaduhan tidak menguasai intuisi underwriter-nya.

Di manakah sumber kegaduhan itu berasal? Setiap pertimbangan pasti ada kegaduhan. Setiap profesi atau kegiatan yang memerlukan pertimbangan seperti dokter, forensik, hakim, maupun politik berusaha melawan kegaduhan – kegaduhan yang bersumber dari segala arah. Komponen – komponen meliputi kegaduhan sementara, kegaduhan pola stabil, kegaduhan tingkat, kegaduhan sistem, hingga bias. Dari semua itu kegaduhan dapat diaudit dalam mean squared error (MSE).

Gambar. Kesalahan, bias, dan komponen-komponen kegaduhan. Kegaduhan yang tercantum berdasarkan perhitungan kuadrat pytaghoras yang dapat ditotal dalam mean squared error.

Banyak instansi ingin mengurangi kegaduhan. Tetapi, tidak semurah yang dibayangkan. Kahneman dan koleganya menjabarkan seberapa cermat dan telitinya pengurangan kegaduhan tersebut dengan protokol yang penuh hati – hati. Pengurangan kegaduhan memerlukan dua tindakan inti, yakni seleksi dan agregasi. Seleksi adalah langkah untuk menentukan seseorang yang memiliki pikiran aktif terbuka di mana mampu berpikir menggunakan pikiran dari luar dan dominan benar dalam prediksi. Sedangkan agregasi adalah tindakan diskusi untuk menentukan regresi rata – rata suatu pertimbangan yang telah dihimpun. Terlihat sederhana, tetapi banyak instansi ataupun atasan yang acuh dengan hal ini. Beberapa beranggapan bahwa kegaduhan adalah hal yang lumrah mengingat tiap profesi memiliki diskresi masing – masing. Dan, beberapa tidak mengakui adanya kegaduhan dalam instansinya. Kegaduhan menurut mereka adalah hal yang memalukan.

Pemecahan masalah kegaduhan juga menginisiasi algoritma untuk unjuk gigi. Beberapa algoritma ketika digunakan dalam pertimbangan masalah juga tidak seburuk yang kita kira. Alih – alih seorang pakar memberikan keputusan dengan intuisi, algoritma menyajikan hasil yang lebih baik dari pada intuisi seorang pakar. kegaduhan pakar masih menjadi pertimbangan apakah mereka mengetahui hal tersebut atau standar yang masih tidak jelas. Sedangkan algoritma dengan statistik mencari nilai analisis yang sesuai dari waktu ke waktu. Terkadang, seorang pakar memberikan keputusan yang berbeda ketika hari Senin dan Sabtu. Atau mungkin ketika ia setelah liburan dan setelah cerai.

Psikologi pertimbangan dan kegaduhan ala Kahneman beserta koleganya juga mengangkat topik masalah terkait sistem rekrutmen kerja. Banyak kegaduhan yang tercipta ketika seorang pewawancara menyeleksi pelamar kerja. Barangkali itu adalah sebuah ketidaksengajaan, beberapa pewawancara terjebak dalam nestapa kegaduhan ketika awal wawancara telah dimulai. Paling parah adalah sebelum wawancara. Bagaimana dibayangkan jika pewawancara melihat ketertarikan pada saat pelamar kerja masuk ruangan dengan pakaian yang rapi atau buruk? Atau bagaimana ketika awal wawancara diawali mengobrol santai? Pewawancara terjebak dalam kegaduhan dan bias sehingga mendapatkan karyawan yang tidak sesuai dengan kemampuan. Kemampuan seseorang tidak melulu sebanding dengan penampilan fisik. Atau yang paling brutal dan mungkin saja terjadi adalah mengaitkan ras dan agama. Apakah sesuai dengan tujuan utama perusahaan?

Kahneman dan koleganya juga membagikan dalam bagian akhir bukunya bagaimana cara mengurangi kegaduhan. Ada enam prinsip cara – mungkin bisa dipertimbangkan – untuk menangani kegaduhan yang tak diinginkan. Di antaranya adalah : mengingat bahwa tujuan pertimbangan adalah akurasi dan bukan ekspresi individu, berpikir statistik dan menggunakan pandangan dari luar, membuat struktur keputusan dengan membaginya menjadi beberapa tugas terpisah, menolak intuisi prematur, mendapatkan pertimbangan independen dari beberapa pembuat pertimbangan yang kemudian diagregasikan, dan mendukung pertimbangan relatif serta skala relatif. Keenam ini adalah sebuah higiene keputusan yang disusun untuk mengingatkan kita akan pertimbangan – pertimbangan yang akan kita buat, baik keputusan tunggal maupun majemuk.

Beberapa kegaduhan mungkin tidak dapat dielakkan mengingat dunia yang sukar dikenali dan sangat dinamis. Barangkali akan muncul efek samping yang lebih besar di kemudian hari. Tetapi, setidaknya pengurangan kegaduhan itu bisa membuat dunia semakin indah, minim perpecahan, keadilan bertambah, dan banyak kesalahan yang dicegah. Semoga Anda adalah orang yang bisa memanfaatkan buku ini semaksimal mungkin.

Selamat membaca!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tulisan Cinta untuk Indah-ku

Izinkan aku tuk menulis ini. Teruntuk kekasihku yang akan menemani hingga akhir. Permata cinta kasihku yang cantik nan mempesona. Indah Nurul Qamariyah. Apakah ada kata yang lebih mempesona selain “Aku mencintaimu”? Mencintaimu seakan menjadi bagian hidupku yang selalu mengiringiku seperti malam bersama hawa dingin. Mencintaimu seakan menjadi pundi-pundi kebahagiaan yang selalu kuinginkan bersama suka duka kehidupan. Dan, mencintaimu akan menjadi jalanku untuk membangun surga bersamamu. Keterbatasanku akan selalu ada. Tetapi, itu tak membuatku berhenti memperbaiki diriku. Aku hanya manusia biasa dengan segala kekurangan. Manusia yang pasti melakukan kesalahan besar maupun sepele. Tapi, suatu saat engkau pasti tahu bahwa kesalahan-kesalahan ini yang akan menjadikan cinta ini menjadi dewasa dan mengantarkan kita pada jalan perjuangan manis yang sempat kita harapkan malam itu. Keyakinanku adalah dengan keterbatasan inilah yang membuat cintaku kepadamu abadi nan manusiawi sebagaimana

Review Buku David and Goliath - Karya Malcolm Gladwell

Judul Buku                : David and Goliath – Ketika si lemah menang melawan raksasa Penulis                       : Malcolm Gladwell Tahun                         : 2013 Jumlah Halaman      : 301 Halaman Genre                          : Self-Improvement Cerita klasik tentang Daud – dalam bahasa inggris David – dan Goliath menjadi pelajaran inti yang dibawakan Gladwell dalam bukunya. Menggambarkan kembali seorang pemuda yang biasa saja dapat mengalahkan seorang raksasa besar nan ditakuti seantero pasukannya. Dari cerita Daud dan Goliath, kita berasumsi bahwa kemenangan tidak berdasarkan kekuatan atau yang baik akan mengalahkan yang jahat. Tidak seperti itu! Nyatanya, pertarungan itu adalah pertarungan dengan cerdiknya strategi. Buku ini tidak menjelaskan tentang kekuatan yang dahsyat tidak menjadi jaminan. Tetapi, bagaimana memanifestasikan kelemahan dan kekuatan yang bersemayam dalam diri kita menjadi keunggulan pada waktu dan kondisi yang tepat. David dan Goliath mengilha

Tak Layak Dicintai

Seperti cerita biasanya Seorang lelaki sepertiku Yang tak layak mendapatkan cinta Yang tak layak dicintai Yang tak layak bahagia dengan cinta Cinta dan benci Dan benci adalah sahabatku Sejak dulu dan hingga kini Barangkali menjadi kekasih masa depan Benci adalah kisah kasihku Benci lebih mengenalku Dan cinta sejak dulu menjauhiku Aku yang lahir dengan kebencian Dan bersemayam bersama kebencian Dan berakhir bersama kebencian Aku adalah kebencian Dan cinta baiknya jauh dariku Hingga Tuhan tahu Aku terlahir untuk dibenci